Imlek 2022: Harapan dari Para Pencari Nafkah - LPM Apresiasi | Kritis, Realistis, Demokratis
News Update
Loading...

Imlek 2022: Harapan dari Para Pencari Nafkah


Foto: Wicaksono Puji


Jarum jam Pasar Gede menunjukan pukul 19.20 WIB. Bak semut yang memadati gula, para pengunjung tumpah ruah memadati Pasar Gede sampai Balai Kota Surakarta. Sajian ornamen lampion membuat daya tarik pengunjung mengabadikan momen tahun baru Imlek dengan penuh gembira. Kemacetan lalu lintas tak terelakan, membuat pengguna jalan raya memilih jalan alternatif.

 

Tepat berada di depan Balai Kota terdapat ornamen Macan Air yang menjadi pusat perhatian pengunjung mempotret momen Imlek di Kota Surakarta. Terdapat tulisan "2573 Xin Nian Kuaile" yang artinya Tahun Baru Imlek 2573. Seperti Nur Kholis (30) mengajak anak serta suami untuk foto keluarga dengan ornamen Macan Air. Ia menantikan perayaan lampion di Kota Surakarta kembali dirayakan sejak minggu kemarin. 

 

Himbauan kepada para pengunjung santer terdengar dari megafon Kepolisian serta Pemerintah Kota Surakarta. Ada dua himbauan yang kerap diutarakan, seperti "Jaga jarak dan selalu memakai masker" dan "Bahaya copet yang selalu mengintai di kerumunan massa". Suara megafon tersebut kerap muncul 15 menit sekali.

 

Perayaan tahun baru Imlek jatuh pada 1 Februari 2022. Namun, sejak 30 Januari para pengunjung sudah banyak  menyaksikan ornamen lampion. Malam puncak terjadi pada malam Imlek sendiri pada 31 Januari. Peringatan agar membubarkan diri terjadi pada pukul 22.00, aparat mulai terjun ke lapangan membubarkan kerumunan.

 

Perayaan Imlek tahun ini membawa berkah bagi Riyanto (51), penjaga parkir di depan kantor Bank Indonesia. Mangkal sejak pukul 19.00 sampai kerumunan pengunjung reda. Riyanto meraup uang bersih sebanyak 150 ribu per malam. Hasil keseluruhan parkir akan dibagi hasil kepada pengelola parkir yang lain. Ia mensyukuri perayaan Imlek tahun ini diberi kelonggaran dari pemerintah untuk sekadar menyaksikan ornamen lampion di Balai Kota.

 

"Dua tahun belakangan tidak ada perayaan Imlek, tahun kemarin jangka waktunya lama sampai 1 minggu sebelum lmlek sudah ada penutupan," kata Riyanto, sembari membenarkan barisan parkir sepeda motor, pada Senin (31/1/2022).

 

Nasib gembira juga terpancar dari raut muka Rama (35), saat menjajakan mainan Barongsai. Pernak-pernik khas Imlek ini hanya ia jual ketika perayaan Imlek saja. Rama sengaja datang dari Cirebon untuk berdagang Barongsai di Pasar Gede. Ia mulai gelar lapak sejak pukul 5 sore. Terhitung ada lebih dari sepuluh Barungsai sudah ludes terjual. Ada tiga jenis Barongsai yang Rama jual, ukuran kecil seharga 15 ribu, ukuran sedang seharga 25 ribu, dan ukuran besar seharga 50 ribu. Dengan harga masih terjangkau, anak-anak yang masih ingin membeli dagangan Rama.

 

Sejak pandemi Rama tak berdagang sama sekali. Ia hanya mencari peruntungan di kampung halaman untuk sekadar mengisi perut saja. Rama berharap di tahun ini untuk berdagang seperti sedia kala, sembari memilih kota lain yang hendak ia tuju. Selama berdagang di Surakarta saja Rama sudah meraup omset lebih dari 100 ribu untuk satu malam. 

 

"Alhamdulillah, Imlek tahun ini ada pemasukan buat berdagang, tidak seperti tahun kemarin tidak ada penghasilan sama sekali," kata Rama sembari melayani pembeli Barongsai. 

 

Penulis: Wicaksono Puji, 

Penyunting: Rynaldi Fajar 

 

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done