September 2019, berbagai aksi yang dilaksanakan secara serentak dan masif distribusi tanah air sebagai wujud aspirasi akan ketidakpercayaan terhadap ulah ngawur DPR dalam pembuatan kebijakan. Mahasiswa, banyak, berduyun-duyun mendatangi kantor DPRD masing-masing sambil mengecewakan. Kinerja DPR yang dinilai tidak masuk akal** membangkitkan rasa curiga hingga akhirnya mahasiswa dari berbagai penjuru, dengan membawa aspirasi, turun ke jalan.
Surakarta, 24 september. Kantor DPRD dipadati mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bengawan Melawan dan kelompok yang mengumpulkannya. Massa yang menjadi dua kelompok, datang dari dua arah berlawanan. Kerumunan tiba setelah melaksanakan longmarch dari dua tempat yang berbeda; Stadion Manahan dan Edupark.
Ragam tulisan, mulai dari ungkapan yang mengecewakan hingga tulisan-tulisan nyeleneh pun tidak luput dari ambil bagian.
Perihal aksi ini, Ardianto sebagai anggota dewan menyatakan kesepakatannya atas aspirasi yang disampaikan mahasiswa. “Yang disampaikan sama lah. Kita sendiri juga setuju. Kita juga butuh KPK.” Ungkap Ardianto.
“Dan kita minta agar MPR bergerak cepat untuk mengembalikan amanatnya ke UUD 45.” Lanjutnya. Aksi yang mulanya kondusif mulai memanas. Water canon dan gas air mata dikerahkan. Massa dibubarkan. (rpm)