Bumantara yang sendu
Riuh denting jam dinding beradu
Chandra yang menunduk malu
Bahu yang kukira adalah ruang mengadu
Ternyata hanya pemupuk lara baru
Sebuah mimpi berujung lara
Ketika ia mulai menjauh karena asa
Dimana harapan tak lagi menjadi nyata
Aku terjebak dalam bayang aksanya
Inilah lara dibalik asmaraloka
Mengapa aku merasa sendiri?
Padahal atma ini terbiasa disakiti
Katamu kau insan berbudi
Sedangkan nuranimu telah mati
Menusuk tajam dihati ini
Emosi apalagi yang kurasa?
Luka apalagi yang meronta?
Mengapa basirahku merana?
Rasanya diriku dirundung kecewa!
Didalam dekap masa
Aku hanya daksa tanpa sukma
Menanti tanpa tahu etika
Penuh prasangka dan dilema
Aku mungkin bertanya
Semudah itukah pelita berubah gelap gulita?
Di tengah malam yang kelam dan sunyi
Ku titipkan harap pada bintang yang bersembunyi
Semoga sinarmu temukan jalan pulang
Menyingkirkan gelap, membawa terang
Penulis: Anasa Wahyu Putriani