Singgah Yang Tak Sungguh - LPM Apresiasi | Kritis, Realistis, Demokratis
News Update
Loading...

Singgah Yang Tak Sungguh

 
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

 

 

Di hadapan gemuruh ombak yang menyapu pasir pantai, kutatap sendu kedua bola matamu. Tersirat banyak pesan yang belum sempat terucap dari mulutmu.

 

Di tengah hembusan angin yang kian lama kian mengencang kau sapu helaian rambutku. Semakin lekat aku menatap kedua manik matamu, semakin tak kuasa pula aku menahan air mata yang sudah memaksa untuk jatuh menetes di kedua pipiku.

 

Saat mulutmu mulai terbuka, saat itulah debaran jantungku mulai mengencang. Ya benar, kalimat sialan itu adalah kalimat perpisahan. Kalimat yang tidak pernah kita harapkan itu kini sudah terucap jelas dari mulutmu.

 

Tubuhku mulai terpaku. Ribuan tanya mulai menghantuiku. Bagaimana bisa parasmu yang sangat menawan, senyumanmu yang sangat menghanyutkan, dan tatapanmu yang sangat menenangkan itu ternyata menjadi alasan matinya perasaanku.

 

Kesalahan terbesarku saat itu adalah menerka kita akan selamanya. Ternyata keputusan untuk berkelana dengan pujaan baru telah mutlak menjadi pilihanmu. Selamat ya? selamat berkelana di perjalanan barumu.

Nyatanya selembut apapun caranya, perpisahan tetaplah menyakitkan.

 

 

Penulis: Lintang Febrianti

Penyunting: Lathifah An Najla

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done