SURAKARTA - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pabelan,
Surakarta, mengadakan diskusi publik bertema “Relevansi dan Wajah Baru Gerakan Mahasiswa di Era Digital” pada
Sabtu (8/11), bertempat di Halaman Fakultas Hukum dan Ilmu Politik (FHIP)
lantai 1 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Diskusi
kali ini menghadirkan Eko Prasetyo,
pendiri Social Movement Institute (SMI) sebagai pemateri. Dalam sesi
materi dan diskusi, Eko menekankan bahwa media sosial dapat menjadi wadah
gerakan anak muda untuk berpartisipasi dalam aksi demontrasi, akan tetapi media
sosial juga dapat menjadi alat para aparat untuk mengkriminalisasi para
demonstran dengan dalih aparat “menghasut masyarakat”. Oleh karena itu, perlu
untuk kita menyiapkan kekuatan yang kuat, komunikasi dengan aparat sebelum
demonstrasi, dan point yang disampaikan harus berbasis data untuk membuat kita
susah untuk digugat. Menurut Eko, hal yang diperlukan para demonstran saat ini
adalah panggung gerakan yang membuat kita berkuasa dan berkekuatan besar,
mitigasi, dan mendorong transmisi intelektual.
“Dunia
politik tidak berisi penyakit, tapi konflik; tidak dihuni bakteria, tapi
sengketa harapan, ambisi, dan ketakutan (Plato),” ujar Eko dalam pemaparan
materinya.
Melalui
kegiatan ini, LPM Pabelan berharap mahasiswa dapat berpikir dan bernalar kritis
di tengah kondisi saat ini
dan membuat yang tidak tertarik atau tidak berani
dalam menyuarakan keadilan menjadi
lebih berani lagi.
Penulis:
Faras Al Falah
Penyunting:
Chintya Alinda Riskyani