Mengungkap Sifat Manusia melalui Insiden Sehari-hari - LPM Apresiasi | Kritis, Realistis, Demokratis
News Update
Loading...

Mengungkap Sifat Manusia melalui Insiden Sehari-hari

 

(Sumber: series naruto shippuden)


Karanganyar, 9 November 2025- Kejadian sehari-hari meskipun terlihat sepele, seringkali dapat memperlihatkan sisi sifat manusia yang berbeda-beda, terutama dalam menghadapi kesalahan kecil dan tekanan emosional. Analisis psikologis terhadap kasus seperti ini menyoroti perilaku manusia, mulai dari reaksi emosional yang cepat, kecenderungan menyalahkan orang lain, hingga kemampuan untuk mengelola stres secara sehat.

Menurut Albert Bandura dalam Social Learning Theory (1977), perilaku manusia dibentuk oleh interaksi pengalaman pribadi, lingkungan, dan pengamatan terhadap orang lain. Dalam konteks konflik rumah tangga minor, sifat seperti displaced anger sering muncul ketika emosi yang belum terkendali dialihkan pada orang atau objek yang dianggap lebih “aman”.

Sifat yang Muncul

1.      Impulsivitas dan Reaksi Cepat
Reaksi spontan yang ekstrem, termasuk kata-kata kasar atau tindakan agresif, mencerminkan sifat impulsif. Ekman dan Davidson dalam The Handbook of Emotions (1994) menjelaskan bahwa impulsivitas adalah respons emosional yang muncul sebelum ada pertimbangan rasional.

2.      Kecenderungan Menyalahkan Orang Lain
Sikap menyalahkan orang lain atas kesalahan kecil menunjukkan karakteristik external locus of control, di mana individu lebih cenderung menempatkan tanggung jawab pada lingkungan daripada pada dirinya sendiri. Rotter (1966) menekankan bahwa kecenderungan ini sering muncul saat seseorang menghadapi tekanan atau kegagalan.

3.      Resiliensi dan Mekanisme Coping
Di sisi lain, individu yang menjadi target kemarahan menunjukkan sifat resilien melalui mekanisme coping adaptif, misalnya menulis refleksi pribadi. Lazarus dan Folkman dalam Stress, Appraisal, and Coping (1984) menyebut bahwa coping adaptif memungkinkan seseorang untuk mengelola tekanan emosional dengan strategi yang sehat, baik yang berfokus pada masalah maupun emosi.

Analisis Mendalam

Perilaku impulsif dan kecenderungan menyalahkan mencerminkan pola sifat manusia yang kompleks. Faktor lingkungan, kondisi psikologis sementara, dan interaksi keluarga berperan besar dalam memicu sifat-sifat tersebut. Bahkan konflik minor bisa menjadi pemicu munculnya emosi tersembunyi, seperti frustrasi, agresi, atau rasa rendah diri, yang jika tidak dikelola, bisa berdampak jangka panjang pada hubungan dengan orang lain.

Mekanisme coping adaptif, seperti menulis refleksi atau jurnal pribadi, menunjukkan sifat introspektif seseorang. Dengan cara ini, pengalaman negatif tidak hanya diproses tetapi juga dijadikan bahan pembelajaran dan pengembangan diri, menunjukkan bahwa sifat manusia bisa diarahkan menjadi pertumbuhan positif.

Kesimpulan

Kejadian rumah tangga sederhana sering kali menyingkap sifat manusia yang beragam, mulai dari impulsivitas dan agresi hingga resiliensi dan introspeksi. Analisis psikologis memperlihatkan bahwa interaksi antara faktor internal dan eksternal memengaruhi cara manusia bereaksi terhadap situasi stres. Strategi coping yang adaptif bisa membantu individu mengubah pengalaman negatif menjadi peluang untuk memahami diri sendiri dan membangun ketahanan psikologis.

Referensi:

·         Bandura, Albert. Social Learning Theory. Prentice Hall, 1977.

·         Ekman, Paul & Davidson, Richard. The Handbook of Emotions. Guilford Press, 1994.

·         Rotter, Julian B. Generalized Expectancies for Internal versus External Control of Reinforcement. Psychological Monographs, 1966.

·         Lazarus, Richard S., & Folkman, Susan. Stress, Appraisal, and Coping. Springer, 1984.

Kata Kunci: Sifat manusia, displaced anger, impulsivitas, coping adaptif, psikologi keluarga


Penulis: Athorix Khrisna Asmara Widi

Penyunting: Lathifah An Najla


Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done