aku
pernah mencintai seseorang
yang
mengajarkanku cara hilang
dengan
tetap tersenyum.
ia
tahu cara menenun kata
hingga
aku percaya,
bahwa
perih bisa disebut cinta,
bahwa
diam bisa berarti setia.
suatu
malam,
langit
yang tenang seketika runtuh
dan
aku hanya berdiri di bawahnya—
tak
bersuara, tak berdaya
hanya
sepi
yang
menggenggamku lebih erat dari siapa pun.
pagi
datang tanpa ampun,
ia
berkata ingin berubah,
ingin
memperbaiki reruntuhan
yang
ia ciptakan dari tanganku yang gemetar.
tapi
bagaimana menyembuhkan luka
yang
sudah menjelma rumah?
bagaimana
keluar,
kalau
aku sudah menamai gelap itu dengan “kita”?
aku
memeluk luka itu begitu — erat,
nyaris
seperti dulu aku memeluk dia.
bedanya,
luka
ini tak berpura-pura mencintaiku kembali.
Penulis:
Seluna
Penyunting:
Lathifah An Najla