Karya: Oliviana Angelicha Effendy
Aku mencintaimu...
seperti hujan yang tak
pernah menuntut langit berhenti mencintai bumi
meski setiap jatuhnya
adalah luka,
dan setiap rindunya…
hanya berujung pada
genangan yang tak pernah dipeluk.
Aku mencintaimu dalam
sunyi yang berjatuhan,
seperti rintik yang gugur
tanpa suara,
menyentuhmu perlahan,
tanpa pernah kau sadari:
aku telah tiba jauh
sebelum kau tahu,
dan tetap tinggal… bahkan
saat kau memintaku reda.
Aku mencintaimu seperti
hujan yang jatuh di kota yang tak menantinya,
yang kadang disumpahi,
kadang dinanti,
tapi tak pernah diminta
untuk tinggal lebih lama—
meski ia rela hancur
dalam setiap butirnya,
demi menyentuh pipi
jendela kamarmu.
Aku mencintaimu dalam
segala bentuk jatuh:
jatuh yang lirih,
jatuh yang deras,
jatuh yang tak tahu
caranya berhenti—
sebab setiap kali aku
mencoba melupakanmu,
langit dalam dadaku
kembali mendung,
dan hujan tak pernah
pandai menyembunyikan tangis.
Aku mencintaimu…
seperti hujan terakhir di
bulan Juli—
yang tahu ini adalah
akhir,
namun tetap turun,
karena ia tak mengerti
cara berpamitan dengan lembut.
Dan bila suatu hari kau
berjalan dalam gerimis,
dan entah mengapa dadamu
berat oleh hal yang tak kau pahami,
ketahuilah—itu aku,
yang masih jatuh
diam-diam,
masih mencintaimu
diam-diam,
dari langit yang tak
pernah lelah mengirimkan namamu ke bumi.
Karya: Oliviana Angelicha
Effendy
Penyunting: Chintya
Alinda Riskyani