Bulan April menjadi bulan yang dipenuhi oleh seruan aksi turun ke jalan. Kekhawatiran dan kegelisahan rakyat, serta permasalahan yang timbul di negeri ini menjadi poin tuntutan yang disuarakan oleh Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Surakarta pada Sabtu (23/04).
Monumen Patung Slamet Riyadi kini kembali menjadi titik aksi. PMKRI, PMII, HMI, GMNI, IMM, LMND, dan beberapa individu turut bergabung untuk mengikuti aksi. "Tujuannya menyampaikan pesan ini ke masyarakat, ditengah kota Surakarta dan jalan protokol utama, jadi pesan dan harapan dapat tersampaikan," ujar Hendro terkait alasan memilih monumen Patung Slamet Riyadi sebagai titik aksi.
Aksi yang dimulai pukul 15.30 WIB ini, Hendro selaku Koordinator Lapangan (Korlap) aksi mengatakan bahwa aliansi ini bersifat terbuka dan secara prinsip dan kesepakatan gerakan, bahwa dalam forum sepakat untuk tidak berlaku anarkis, rasis, dan diskriminatif.
Aksi tersebut terdiri dari 7 poin tuntutan yaitu, menuntut pemerintah segera menstabilkan harga dan ketersediaaan bahan pokok serta mengusut tuntas mafia pangan, menolak kenaikan harga BBM, LPG dan PPN 11 %, menuntut pemerintah segera menuntaskan konflik agraria di berbagai daerah dan sahkan RUU masyarakat hukum adat. Mendesak pemerintah untuk mengawal penerapan UU TPKS, menuntut pemerintah memberikan jaminan bantuan sosial kepada masyarakat miskin, pekerja rentan terdampak pandemi secara tepat sasaran. Menolak wacana penundaan pemilu, penambahan masa periode presiden, hentikan politik upah murah dan jamin kepastian kerja serta berikan THR secara penuh tanpa dicicil.
Barisan aksi bersorak keadilan atas nama rakyat, dengan menyampaikan harapan kepada pemerintah. "Tuan dan puan kami iri karena seluruh harta kekayaan adalah milik seluruh rakyat bukan milik perorangan, bukan memperkaya diri membabi buta, mafia-mafia pangan merajalela, oknum-oknum tidak bertanggung jawab, memohon kepada pemerintah Indonesia. Janji-janji yang dibuat oleh rezim untuk membuat masyarakat terlena," seruan salah satu orator pada aksi tersebut.
Saat aksi berlangsung, terdapat salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar area aksi mengungkapkan, "terkait demo-demo yang dilaksanakan tetap saja hasilnya tidak ada, tidak ada yang dengar, jadi demonya cuma lewat saja," ujar Atik.
Aksi yang dilaksanakan selama bulan April memang menggangkat poin-poin yang hampir sama secara keseluruhan, bersuara atas nama rakyat dari ketidakadilan yang dirasakan saat ini.
Setro, salah satu penarik becak di sekitar area aksi juga ikut menanggapi dan memberikan harapan dengan mengatakan bahwa, ia ingin harga pangan stabil, murah dan terjangkau semua lapisan masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak menginginkan yang lain-lain, hanya saja ia berharap semoga pemerintah bisa mendengarkan dan meringakan beban-beban yang ditanggung masyarakat.
Seruan aksi kali ini diharapkan bisa menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Sehingga diharapkan kegelisahan rakyat dapat didengar dan segera mencari jalan keluar yang memberikan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Reporter : Rahmatika Putri
Penulis : Nawal Najla Azula
Penyunting : Nova Wisnu Murti