Kasus kehilangan helm di UNISRI masih berpotensi terjadi: Perbaikan cctv dan kewaspadaan Mahasiswa terus didorong
sumber ilustrasi : Gama
SURAKARTA, 22 Desember 2025
— Kasus kehilangan helm masih ditemukan di lingkungan Universitas Slamet Riyadi
(UNISRI), khususnya di sejumlah titik parkir yang berada di luar area resmi
kampus. Meski tidak tergolong sering dan belum menunjukkan tren peningkatan
signifikan, peristiwa ini tetap menjadi perhatian bersama antara mahasiswa, petugas
parkir, dan satuan pengamanan (satpam), terutama terkait kewaspadaan serta
sistem pengamanan parkir.
Berdasarkan keterangan Satuan Pengamanan
UNISRI, sebagian besar laporan kehilangan helm berasal dari mahasiswa yang
memarkir kendaraan di area luar kampus atau di sepanjang jalan umum yang tidak
berada dalam pengawasan langsung petugas. Faktor lokasi parkir dinilai menjadi
penyebab utama terjadinya kehilangan.
Satpam lainnya menambahkan bahwa laporan kehilangan terakhir diterima sekitar pekan ini di area sekitar kantin dan Pusat Bahasa. Selain helm, petugas juga kerap menerima laporan kehilangan barang lain seperti jaket atau dompet, meski sebagian besar laporan disampaikan secara lisan tanpa bukti pendukung. Menurutnya, apabila kendaraan diparkir di luar jalan umum, risiko kehilangan memang lebih tinggi karena berada di luar pengawasan petugas kampus. Dari sisi pengawasan teknis, satpam mengakui masih terdapat kendala pada sistem kamera pengawas (CCTV). Hingga pertengahan Desember 2025, tercatat terdapat delapan unit CCTV yang tidak berfungsi di sejumlah titik strategis kampus, seperti area parkir, gerbang, hingga sekitar kantin. Pihak keamanan telah mengajukan perbaikan CCTV tersebut pada 17 Desember 2025 dan menunggu tindak lanjut dari pihak terkait. Kondisi ini berdampak pada keterbatasan penelusuran apabila terjadi laporan kehilangan, terutama ketika posisi parkir tidak terjangkau kamera atau kamera dalam kondisi tidak aktif.
Sementara itu, petugas parkir kampus UNISRI, Pak Hayat, menyampaikan bahwa kasus kehilangan helm di area parkir kampus tergolong jarang. Dalam banyak laporan, helm yang dikira hilang ternyata terjatuh, tertukar, atau dipindahkan oleh orang lain karena mengganggu kendaraan lain.
“Kalau yang benar-benar hilang sampai tidak kembali itu jumlahnya sedikit. Banyak juga yang akhirnya ketemu lagi di parkiran lain,” ujarnya. Menurutnya, area parkir utama relatif lebih aman karena lalu lintas orang cukup ramai. Area yang lebih rawan justru berada di luar pagar kampus, sekitar perpustakaan, atau di sudut parkiran yang tidak terpantau langsung CCTV.
Dari sisi mahasiswa, beberapa korban
mengaku kehilangan helm dalam waktu singkat di lokasi yang ramai. Salah satu
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berinisial A kehilangan helm saat
memarkir sepeda motor di depan perpustakaan untuk mengikuti perkuliahan dan
salat Zuhur.
“Saya taruh helm di spion motor dan
ditinggal sekitar dua jam. Waktu kembali, helm sudah tidak ada, tapi motor
masih di tempat,” ujarnya.
Mahasiswa lain juga melaporkan kehilangan
helm saat memarkir kendaraan di sekitar koperasi dan area luar kampus selama
kurang dari 20 menit. Kondisi sekitar yang ramai membuat korban tidak merasa
curiga sebelum menyadari helmnya hilang. Beberapa korban menyebut keterbatasan
lahan parkir di dalam kampus membuat mahasiswa terpaksa memarkir kendaraan di
luar area resmi.
Menanggapi kondisi tersebut, Bidang Kemahasiswaan (BINWA) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum pernah menerima laporan kehilangan helm maupun barang pribadi mahasiswa secara resmi dan tertulis. Informasi kehilangan yang diketahui selama ini umumnya hanya bersifat lisan dan tidak langsung, baik dari mahasiswa lain, pihak satpam, maupun kantin, sehingga data yang diterima kerap tidak lengkap. Perwakilan BINWA menjelaskan bahwa mekanisme pelaporan kehilangan barang di lingkungan kampus selama ini lebih banyak ditangani oleh satuan pengamanan. Bidang kemahasiswaan baru akan terlibat apabila terdapat koordinasi lintas bidang, misalnya dengan bidang IT atau pimpinan kampus, dan tidak terlibat langsung dalam proses investigasi teknis kehilangan barang.
BINWA juga menilai bahwa sebagian besar kasus kehilangan helm terjadi di luar area parkir resmi kampus. Oleh karena itu, mahasiswa diimbau untuk memarkir kendaraan di area yang telah disediakan guna meminimalkan risiko kehilangan. Terkait fasilitas parkir, pihak kampus menyebut bahwa wacana pembangunan area parkir bertingkat telah muncul sejak beberapa waktu lalu. Namun, hingga saat ini rencana tersebut masih berupa perencanaan dan belum dapat dipastikan realisasinya karena masih menunggu kajian serta keputusan pimpinan kampus
Hingga kini, BINWA mengakui belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) tertulis yang secara khusus mengatur pelaporan dan penanganan kehilangan barang mahasiswa. Ke depan, pihak kampus berkomitmen mendorong penyusunan atau peninjauan SOP tersebut agar alur pelaporan lebih jelas dan mudah dipahami mahasiswa. Sebagai penutup, pihak kampus mengimbau mahasiswa untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengunci helm, tidak meninggalkan barang berharga sembarangan, serta memanfaatkan parkiran resmi.
Penulis : Reporter LPM Apresiasi
Penyunting : Oliviana dan Fahra

