Problem - LPM Apresiasi | Kritis, Realistis, Demokratis
News Update
Loading...

Problem

Ilustrasi: harianhaluan.com


 Memang hanya sebuah kata 

Namun mengandung makna kelam 

Telinga tak kuasa mendengarnya 

Hati tak mampu menanggung lara


Ia bagai badai menyambar 

Merasakan atmosfer gemerlapnya 

Porak-porandakan apapun yang dilaluinya 

Sama halnya membawa duka 


Netra tak kuasa membendung air matanya 

Membuatnya seracik retisalya 

Merasakan atma nan buncah 

Dunia seakan sudah tak berpihak 


Pikiran melayang tak terhingga 

Abaikan apapun pada sekitarnya 

Lubuk hati nan gemuruh 

Emosi kan meledak tak tentu waktu 


Merenung terpikirkan 

Datang bagai terjangan badai 

Hilang dengan hanya sapuan sepoi 

Walau jejak ditinggalnya begitu rumit 


Semua kan hilang 

Semua kan berganti 

Tepat pada waktunya

 Hal baru kan segera tiba 

Hidup tak semulus kain sutra 


Batu kerikil, semak berduri 

Badai, petir, angin topan 

Beribu tetes air mata 

Pengorbanan tiap waktunya 


Namun semua seakan sirna 

Kekuatan menjadi penyangga 

Kerja keras tuk terus melangkah 

Tetap waspada dan hati-hati pada pilihan 

Rendah diri layak dipertahankan 


Moment dimana kan dinanti 

Sepetik harapan dipenghujung 

Terpancar netra nan membara 

Bangkit pada keterpurukan 

Kan dibayar dengan kepuasaan 


Kesabaran tetap sebagai tumpuan 

Semangat nan membara 

Usaha tak ada henti 

Bersyukur atas yang diberi 

Sebagai pelengkap menuju kulminasi


Pengarang: Vena

Penyuntig: Fisterina

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done