Merintih mejadi kaum yang kritis dizaman yang katanya sudah demokratis merupakan pemikiran realistis yang tidak utopis
Namun, kenyataan yang diterima sejak didirikannya Apresiasi tiada mudah sesuai ekspektasi
Menjadi lembaga yang siap diserang karena berani berkata jujur
Bukankah kami sudah barang tentu dikelilingi musuh-musuh yang pastinya merasa diselewengi
Hidup kami kadang berjaya kadang tiada bersuara
Sekedar mencari strategi kapan muncul dan kapan harus sedikit memantau situasi dan kondisi
Hari-hari berat sering dilalui oleh Apresiasi yang seringkali mati suri
Kami tidak memungkiri bahwa membangun kembali adalah suatu hal yang harus kami usahakan
Karena kami sangat mengerti bahwa sekarang adalah waktu untu benar-benar bangkit
Mungkin kami berualang kali mengalami jeda dalam menjalani kehidupan jurnalistik tapi yang pasti tekat kami kuat mempertahankan Apresiasi agar tiada mati tiada berhenti
Hati dan Jiwa sudah kami pasrahkan untuk kemajuannya karena jika bukan sekarang kapan lagi?
Jika bukan kami lalu siapa lagi?
Semoga Apresiasi selalu terjaga dan selalu menjaga.
Belajar dari pengalaman lebih teliti agar tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Sekarang yang harus disikapi adalah berfikir harus dengan logika yang matang namun bersinergi lah dengan hati yang tulus.
Karena Apresiasai bukan saja sebuah organisasi tetapi juga keluarga yang dibangun atas nama peduli.
Jagalah Apresiasi dengan nalar dan hati saat diri ini benar-benar menitipkannya kepada genarasi yang jauh lebih baik.
Harapannya tidak muluk-muluk hanya meminta menjaganya dengan nalar dan juga hati. (karya Fadhila)
Namun, kenyataan yang diterima sejak didirikannya Apresiasi tiada mudah sesuai ekspektasi
Menjadi lembaga yang siap diserang karena berani berkata jujur
Bukankah kami sudah barang tentu dikelilingi musuh-musuh yang pastinya merasa diselewengi
Hidup kami kadang berjaya kadang tiada bersuara
Sekedar mencari strategi kapan muncul dan kapan harus sedikit memantau situasi dan kondisi
Hari-hari berat sering dilalui oleh Apresiasi yang seringkali mati suri
Kami tidak memungkiri bahwa membangun kembali adalah suatu hal yang harus kami usahakan
Karena kami sangat mengerti bahwa sekarang adalah waktu untu benar-benar bangkit
Mungkin kami berualang kali mengalami jeda dalam menjalani kehidupan jurnalistik tapi yang pasti tekat kami kuat mempertahankan Apresiasi agar tiada mati tiada berhenti
Hati dan Jiwa sudah kami pasrahkan untuk kemajuannya karena jika bukan sekarang kapan lagi?
Jika bukan kami lalu siapa lagi?
Semoga Apresiasi selalu terjaga dan selalu menjaga.
Belajar dari pengalaman lebih teliti agar tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Sekarang yang harus disikapi adalah berfikir harus dengan logika yang matang namun bersinergi lah dengan hati yang tulus.
Karena Apresiasai bukan saja sebuah organisasi tetapi juga keluarga yang dibangun atas nama peduli.
Jagalah Apresiasi dengan nalar dan hati saat diri ini benar-benar menitipkannya kepada genarasi yang jauh lebih baik.
Harapannya tidak muluk-muluk hanya meminta menjaganya dengan nalar dan juga hati. (karya Fadhila)