Besi
rel kereta api itu baru saja dilewati si kereta. Suara gemerutuk bekas gesekan
roda kereta dengan besinya masih terdengar meski perlahan hilang. Debu masih
beterbangan mengikuti arah laju si kereta. Dan, panas terik masih tertawa tatkala
aku baru saja menyeberangi rel kereta api ini.
Akhir-akhir
ini rasanya udara semakin panas, matahari semakin terik menyengat. Kalau saja
aku ini tercipta sebagai es batu, mungkin sudah sejak lama aku meleleh. Tapi,
Tuhan baik sekali menciptakan aku sebagai manusia.
Aku
tidak sempurna. Tetapi, setidaknya kulitku tidak se-sensitif es batu ketika
terkena terik matahari.
Aku
memiliki organ tubuh yang utuh. Beruntung sekali diantara ribuan manusia lain
yang mungkin saja sedang mengalami depresi sebab ketidak utuhan tubuhnya.
Aku
juga diberikan akal yang masih waras, setidaknya untuk beberapa kondisi.
Mungkin saja, saat ini ada keluarga yang tengah resah sebab anggota keluarga
mereka yang stress dan kehilangan akal sehatnya.
Aku
diberikan kehidupan yang normal oleh Tuhan. Keluarga, sahabat, orang-orang
baik, orang-orang baik yang baru, orang-orang baik yang ybaru yang akhirnya
menjadi temanku.
Aku
juga menjadi manusia amat beruntung. Tuhan selalu menunjukkan kekuasaanNya
diwaktu yang benar-benar tepat. Sampai detik ini, aku benar-benar masih dalam
kategori manusia yang sangat beruntung.
Aku
juga sangat beruntung, sebab masih diberikan nafas hingga detik ini. Mungkin
saja sekarang ada keluarga yang tengah berduka teramat sangat sebab kehilangan
orang terkasih mereka. Mungkin saja sekarang ada yang tengah berjuang antara
hidup dan mati sebab suatu penyakit atau kecelakaan.
Dan,
aku juga masih sangat beruntung, aku masih mampu melihat segala hal sekarang,
aku masih bisa merasakan segala hal, aku masih bisa berjalan kemana saja, dan
aku masih dikelilingi orang-orang yang teramat menyayangiku.
Akui
saja, kalian pasti menyayangiku, sadar atau tidak.
Dan,
ya, sore ini kamarku terasa lebih dingin berkat benda ajaib bernama kipas
angin. Aku beruntung sekali ditemani menulis oleh kipas angin ini.
Setelah
ini, adalah waktunya bersyukur. Berterima kasih pada Tuhan atas segala hal.
Yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi, itu semua berkat
campur tangan Tuhan. Kita ini hanya apalah di muka bumi ini?
Bersyukur
adalah salah satu cara paling mudah se-jagat raya untuk memuji dan merayu
Tuhan. Berterima kasih dengan sepenuh tulus yang ada dihati kita adalah hal
yang mudah bukan? Tidak butuh biaya, kita tidak perlu membuang waktu untuk
pamer pada orang lain bahwa kita baru saja bersyukur. Tuhan tidak butuh apa
yang kita miliki, sebab Dia-lah yang memiliki segalanya.
Jika
kita mampu menunaikan hak dan menjalani kewajiban kita di dunia, maka penuhi
juga hak Tuhan untuk kita puji dan kita rayu setiap saat. Percayalah, hidupmu
akan senantiasa indah dan penuh berkah dari-Nya.
oleh
: rikaa