SURAKARTA—Peringatan Hari Tani Nasional (HTN), Senin, 24 September 2018, diwarnai aksi demonstrasi mahasiswa dari Solo dan Semarang, serta Solidaritas untuk Kedaulatan Rakyat. Pukul 13.00 WIB, massa mulai berkumpul di depan Sriwedari. Hingga sekitar satu setengah jam kemudian, massa mulai terjun ke jalan untuk melakukan longmarch menuju titik akhir di Bundaran Gladak.
Dalam aksi ini, terdapat beberapa tuntutan yang turut di kumandangkan dalam orasi, yakni :
1.Reforma agraria sejati
2.Mengenai kedaulatan pangan
3.Hentikan kriminalisasi (pada pejuang-pejuang lingkungan)
4.Tolak militer masuk konflik agrarian
5.Tolak pertemuan IMF (terkait tekline Reforma Agraria, IMF merupakan pusat di mana hutang negeri ini semakin bertambah. Dan tidak melihat penguasaan lahan yang terjadi di bawah).
Aksi dilanjutkan dengan sholat ashar berjamaah tepat di barat Patung Slamet Riyadi. Usai mengumandangkan ikamah, shaf dirapikan dan shalat ashar pun dilaksanakan dengan khidmat. Sementara, mahasiswa yang tidak turut dalam jamaah bergandengan melindungi shaf dari laju kendaraan yang terus melintas. Setelahnya, aksi kembali diwarnai orasi serta teatrikal pembakaran replika manusia.
Hingga akhir longmarch, demonstrasi berjalan lancar. Panji Akbar, selaku narahubung dalam aksi tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya demo ini, harapannya adalah agar hukum Undang-Undang Pokok Agraria segera ditegakkan, dan presiden segera membentuk Peraturan Presiden yang mengatur kebijakan terkait reforma agraria.
Mengenai rencana lebih lanjut, Panji menjelaskan, “Habis ini, kita terus kampanyekan, yang pasti itu. Kemudian kita bentuk satu persatuan rakyat dimana petani dan mahasiswa bersatu dalam satu aliansi, karena selama ini (di Solo) belum terbentuk.” (24/09).
(Reporter: Risa Primantari)
